Corn Cob Compost An Environmentally Friendly Base Fertilizer Solution PT Nuansa Cipta Indowarna Mandiri
DOI:
https://doi.org/10.55173/agriscience.v9i1.183Abstract
This demonstration plot study of the use of corn cake compost as a base fertilizer for corn farming on rain-fed land owned by PT. Nuansa Cipta Indowana Mandiri on Jl. Lumbang km. 07, Sumberkramat Village, Tongas District, Probolinggo Regency aims to analyze the socio-economic impacts of utilizing the company's abandoned/idle rain-fed land. This idle land utilization is intended to increase farm income and contribute to national harvest yields as a basis for food security. It also aims to determine the economic value of corn cake industrial waste as compost that can improve soil fertility. The data used are secondary data in the form of Corn Cake Flour Analysis results and primary data sourced from the demonstration plot data on the use of Corn Cake Flour compost as a base fertilizer for corn planting in rain-fed rice fields owned by PT. Nuansa Cipta Indowarna Mandiri in Sumber Kramat Village, Tongas District, Probolinggo Regency.The method used in this study was purposive sampling with observation, interviews, and documentation. Data were collected/processed and then analyzed using quantitative descriptive methods. The results of the study indicate that the abandoned/idle land of PT Nuansa Cipta Indowarna Mandiri is rain-fed land that has been planted with rice twice since 2009, namely in 2014 and in 2025 in a demonstration plot using corn filter cake compost, the land was planted with corn. Planting corn on a 3,000 m² plot produced 1,400 kg of dry corn kernels, with a total cost of IDR 6,713,000, - generating income of IDR 1,267,000, - the harvest yield decreased because 20% of the corn seedlings died due to heavy rain for 4 days. The R/C ratio of 1.19 is greater than 1, which means it is economically feasible. Socially, corn farming on the idle/abandoned land can absorb labor, provide cattle feed in the form of corn stalks for farm laborers harvesting, and contribute to corn harvest yields that can increase the number of corn harvests nationally. Corn Flour which is sugar waste from corn as the basic ingredient can be used as organic fertilizer because it has an organic C content of 25.56% (SNI Solid Organic Fertilizer Organic C content >15%) and a very low Fe content, namely available Fe 83.3 and total Fe 366 (SNI maximum available Fe 500 and maximum total Fe 15,000).Key words: Rainfed lowland farmers, income contribution, side job.
References
Anicetus Wihardjaka, A., Pramono, A., & Sutriadi, M. T. (2020). Peningkatan produktivitas padi sawah tadah hujan melalui penerapan teknologi adaptif dampak perubahan iklim [Makalah Review]. https://share.google/slUVzSXyU0SFie1an
Ariyaningsih, A., dkk. (2023). Metode dokumentasi dan penggunaan data sekunder.
Ariyaningsih, S., Andrianto, A. A., Kusuma, A. S., & Prastyanti, R. A. (2023). Korelasi kejahatan siber dengan percepatan digitalisasi di Indonesia. Justisia: Jurnal Ilmu Hukum, 1(1), 1–11.
Badan Pusat Statistik Indonesia. (2018). Luas lahan sawah 2015. https://www.bps.go.id/id/statistics-table/2/MTc5IzI=/luas-lahan-sawah.html
Badan Pusat Statistik. (2020). Kecamatan Tongas dalam angka. Badan Pusat Statistik Kabupaten Probolinggo.
Badan Pusat Statistik. (2024). Luas panen jagung pipilan diperkirakan sebesar 2,58 juta hektare dan produksi jagung pipilan kering dengan kadar air 14 persen sebesar 15,21 juta ton. Berita Resmi Statistik.
Balai Penelitian Tanaman Serealia (Balitbangtan). (2017). Teknologi pengelolaan lahan tadah hujan untuk peningkatan produksi jagung. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian RI.
Bantacut, T., Akbar, & Firdaus. (2015). Jagung sebagai bahan pangan pokok.
Bantacut, T., Akbar, M. T., & Firdaus, Y. R. (2015). Pengembangan jagung untuk ketahanan pangan, industri dan ekonomi. Jurnal Pangan, 24(2), 135–148.
Bernal, M. P., Alburquerque, J. A., & Moral, R. (2009). Composting of animal manures and chemical criteria for compost maturity assessment: A review. Bioresource Technology, 100(22), 5444–5453.
BPS Kabupaten Kendal. (2019). Ringkasan eksekutif luas panen dan produksi padi di Kabupaten Kendal. https://web-api.bps.go.id/download.php?f=…
Diperpa Kabupaten Bandung. (2018). Karakteristik lahan tadah hujan.
Diperpa Kabupaten Bandung. (2018). Kiat optimalkan potensi sawah tadah hujan untuk produksi padi. https://diperpa.badungkab.go.id/Artikel/18230-…
Faza Nanda, dkk. (2024). Jenis limbah industri di Indonesia.
Faza Nanda, M., Maulanah, S., Hidayah, T. N., Taufiqurrahman, A. M., & Radianto, D. O. (2024). Analisis pentingnya pengelolaan limbah terhadap kehidupan sosial bermasyarakat. Venus: Jurnal Publikasi Rumpun Ilmu Teknik.
Hardjowigeno, S. (2010). Ilmu tanah. Akademika Pressindo.
Haug, R. T. (2018). The practical handbook of compost engineering. CRC Press.
Jonizar, & Martini. (2016). Lahan tadah hujan di Indonesia.
Jonizar, & Martini, S. (2016). Analisa ketersediaan air sawah tadah hujan di Desa Mulia Sari Kecamatan Muara Telang Kabupaten Banyuasin. Jurnal Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Palembang, 4(4).
Kasno, A., dkk. (2016). Dalam Wihardjaka dkk. (2020). Potensi sawah tadah hujan.
Kepmen Pertanian Republik Indonesia. (2019). SNI terkait pupuk organik … https://psp.pertanian.go.id/storage/494/Keputusan-Menteri-Pertanian…
Kementerian ATR/BPN. (2021). Data lahan tidur nasional.
KLHK. (2022). Data lahan kritis nasional.
Laia, dkk. (2022). Data primer penelitian.
Laia, Y., Sarumaha, M. S., & Laia, B. (2022). Bimbingan konseling dalam meningkatkan kemandirian belajar siswa di SMA Negeri 3 Susua tahun pelajaran 2021/2022. Counseling For All (Jurnal Bimbingan dan Konseling), 2(1), 1–12.
Lengkong, J. E., & Kawulusan, R. I. (2008). Pengelolaan bahan organik untuk memelihara kesuburan tanah. Soil Environment, 6(2), 91–97.
Mirayanti, dkk. (2021). Revenue cost ratio dalam usahatani.
Mirayanti, F., Siswadi, B., & Syathori, A. D. (2021). Analisis pendapatan usahatani jagung (Zea mays) di Desa Ringinsari Kecamatan Sumbermanjing Wetan Kabupaten Malang. https://repositori.uma.ac.id/…
Nasution, dkk. (2024). Adaptasi jagung di Indonesia.
Noor, dkk. (2022). Metode simple random sampling.
Noor, S., Tajik, O., & Golzar, J. (2022). Sampling method | Descriptive research: Simple random sampling. International Journal of Education and Learning Studies, 1(2).
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. (2024). Survei konversi jagung.
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. (2024). Outlook komoditas pertanian tanaman pangan: Jagung.
Rachman, dkk. (2018). Peran jagung dalam ketahanan pangan nasional.
Rachman, B., Suryani, E., & Nurasa, T. (2018). Peran komoditas jagung dalam perekonomian dan ketahanan pangan nasional. Analisis Kebijakan Pertanian, 16(1), 37–54.
Ranum, P., Pena-Rosas, J. P., & Garcia-Casal, M. N. (2014). Global maize production, utilization, and consumption. Annals of the New York Academy of Sciences, 1312(1), 105–112.
Rusmiati. (2021). Analisis pendapatan usahatani jagung.
Rusmiyati, F., Rindianti, & Istikomah. (2021). Analisis pendapatan dan tingkat keuntungan usaha tahu tempe di Desa Batu Timbau Kabupaten Kutai Timur. Hexagro, 5(2).
Sarasutha. (2002). Komposisi jagung sebagai bahan pangan dan pakan.
Sarasutha, I. G. P. (2002). Kinerja usaha tani dan pemasaran jagung di sentra produksi. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 21(2), 39–47.
Shiferaw, B., Prasanna, B. M., Hellin, J., & Bänziger, M. (2011). Crops that feed the world 6: Past successes and future challenges to the role played by maize in global food security. Food Security, 3(3), 307–327.
Sholeh, & Mublihatin. (2021). Kontribusi pekerjaan sampingan petani terhadap ekonomi rumah tangga di Desa Pakong Kecamatan Pakong, Pamekasan. https://www.ejournalwiraraja.com/index.php/FP/article/view/1643
Soekartawi. (2006). Ilmu usahatani. Jakarta: Penebar Swadaya.
Soekartawi. (2006). Agribisnis teori dan aplikasi. Jakarta: Rajawali Press.
Suratiyah, K. (2015). Ilmu usahatani. Jakarta: Penebar Swadaya.
Suryani, dkk. (2020). Kandungan C-organik lahan tidur Jawa Timur.
Sutoro, & Sumarno. (2018). Teknik budidaya jagung dan adaptasinya di berbagai agroekosistem.
Sutoro, S., & Sumarno, S. (2018). Jagung: Inovasi teknologi dan pengembangan. IAARD Press.
Utomo, & Agus. (2016). Dampak kehilangan topsoil pada produktivitas lahan.
Wachid, A., & Alamsyah, J. (2018). Growth response and production of several sweet corn varieties (Zea mays saccharata Sturt) on NPK fertilizer giving. Buletin Udayana Agriculture, 6(2).
Wahyunto, & Ai Dariah, A. (2014). Degradasi lahan di Indonesia.
Wahyunto, & Dariah, A. (2014). Degradasi lahan di Indonesia: Kondisi existing, karakteristik, dan penyeragaman definisi mendukung gerakan menuju satu peta.
Watoni, A. H., & Buchari. (2000). Studi aplikasi metode potensiometri pada penentuan kandungan karbon organik total tanah. JMS, 5(1), 23–40.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Agricultural Science

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.